Portalkata Indonesia

Linguistic, Literacy, and Education


Perempuan dan Teknologi Informasi


KONDISI global perkembangan teknologi informasi secara makro menuntut para pekerja teknologi informasi untuk menciptakan, menerapkan, dan menggunakan teknologi informasi secara maksimal.SAYANGNYA, kaum perempuan kurang tampil apalagi menduduki posisi strategis dalam bidang-bidang teknik, termasuk bidang teknologi informasi (TI) ini. Sebagai gambaran, perempuan Asia yang memanfaatkan Internet sekitar 22 persen, Amerika Serikat sekitar 41 persen, Amerika Latin sekitar 38 persen, dan Timur Tengah sekitar 6 persen.

Di Indonesia, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi memperkirakan kaum perempuan yang memanfaatkan teknologi Internet pada tahun 2002 hanya 24,14 persen.

Peran perempuan dalam ketenagakerjaan TI lebih banyak pada posisi administratif, seperti menangani surat elektronik, memasukkan data, atau operator komputer. Masih sedikit perempuan pada posisi tenaga ahli dan profesional, apalagi dalam struktur pengambilan keputusan dalam industri TI.

Berdasarkan pengalaman, tidak banyak perempuan berperan sebagai ilmuwan komputer dan programmer. Penyebab keadaan ini adalah karena kesenjangan jender di dunia industri. Meskipun, di sisi lain hal ini mendorong perempuan lebih tampil di bidang penelitian dan pengembangan sistem.

Kendala untuk perempuan

Kendala yang dihadapi perempuan dalam memasuki dunia kerja bidang ini ada beberapa faktor. Pertama, asumsi keliru menyangkut profesi. Ada persepsi yang dimitoskan bahwa bidang TI sulit ditembus. Sering perempuan memiliki anggapan bahwa untuk memasuki dunia TI harus memiliki pendidikan tinggi dan kemampuan teknik khusus.

Kedua, kurangnya motivasi. Individu perempuan memiliki motivasi lemah untuk studi dan memiliki karier di keteknikan. Penyebabnya bisa jadi karena kurang memiliki peran contoh dalam profesi teknik. Para guru pun bisa jadi masih memberi penerangan yang bias jender seakan kaum laki-laki harus lebih menguasai ilmu matematika daripada perempuan.

Kelompok perempuan sering menerima perlakuan model pengajaran berbeda dari kelompok laki-laki yang menyebabkan mereka kurang meminati matematika, misalnya.

Hal ini masih ditambah dengan kurangnya dorongan dari orang-orang di rumah. Latar belakang basis pekerjaan anggota keluarga dan aspirasi orangtua terhadap anak perempuannya tidak mempertimbangkan karier di dunia teknik sebagai suatu pilihan.

Ketiga, kurangnya kesempatan dan akses. Dalam kelompok masyarakat ekonomi minim, penyebaran komputer sangat kurang, terutama ketika harus berebut dengan kebutuhan sehari-hari. Hal ini terjadi di sekolah maupun di rumah. Perlengkapan komputer di sekolah kurang atau bahkan tidak ada, begitu pula tenaga gurunya.

Keempat, keahlian yang tidak memadai. Pencapaian keahlian yang memadai menjadi permasalahan bagi semua tanpa kecuali. Perusahaan sering merekrut tenaga kerja dengan kualifikasi kemampuan tinggi dalam beberapa keahlian sekaligus, seperti bahasa pemrograman dan aplikasi.

Pendidik di bidang teknik yang sering secara halus membuat perlakuan bias terhadap perempuan juga menjadi penyebab rendahnya minat perempuan dalam bidang TI.

Perempuan pun memiliki jaringan pengembangan potensi lebih kecil daripada laki-laki, baik di sekolah maupun di komunitas bisnis yang bisa menyebabkan sulitnya perempuan menembus posisi senior di perusahaan. Bagaimanapun, industri TI tumbuh dalam dominasi budaya kaum laki-laki.

Beberapa peneliti memberi catatan khusus tentang bentuk halus diskriminasi dalam lingkungan TI. Beberapa perusahaan TI memiliki persepsi bahwa calon pekerja perempuan kurang memiliki potensi lebih untuk mendedikasikan diri pada pekerjaan karena kecenderungan perempuan terhadap anak dan keluarga.

Sama halnya ketika ada persepsi bahwa perempuan kurang layak bekerja lembur, malam hari, dan pada akhir minggu.

Upaya membantu

Diperlukan mitra kerja dan organisasi nirlaba yang membantu perempuan secara khusus untuk mengatasi persoalan kesenjangan akses terhadap pendidikan dan ketenagakerjaan di bidang TI.

Sebagai contoh, Amerika Serikat memiliki lembaga yang khusus menjadi mediator dan fasilitator untuk mengatasi masalah ini. Lembaga itu di antaranya National Science Foundation Program for Women and Girls in Science, Engineering, and Mathematics. Lembaga ini memfokuskan pada motivasi dan aktivitas inovatif meningkatkan perekrutan dan keterlibatan perempuan dan remaja putri dalam pendidikan dan keilmuan, teknik, dan matematika.

MentorNet adalah program penasihat nasional industri elektronik untuk perempuan, baik untuk yang telah menyelesaikan maupun tidak menyelesaikan pendidikan mereka dalam ilmu dan teknik. Lembaga ini membuat suatu hubungan antara siswa dan mentor sukarela dari industri serta perusahaan tertentu via surat elektronik.

Proses yang diperoleh dari pengalaman profesional para sukarelawan industri ini membantu siswa dalam memiliki kesempatan karier, bimbingan belajar, dan nasihat yang didasarkan pada pengalaman, dukungan, semangat, dan akses terhadap jaringan profesional (www.advancingwomen.com/wk_mentornet.html).

Program lembaga tersebut berjalan melalui kelembagaan, seperti Women in Engineering Programs & Advocates Network (WEPAN), kolaborasi antara Association for Women in Science (AWIS), Society of Women Engineers (SWE), University of California Berkeley, Carnegie-Mellon University, Dartmouth College, dan San Jose State University.

Lembaga bantuan bagi kaum perempuan itu memiliki program yang jelas. Setiap program dikemas dalam proyek seperti Project Edge yang menargetkan generasi muda perempuan dalam masa transisi pendidikan.

Lembaga lain yang memiliki tujuan serupa dalam meningkatkan peran dan keterlibatan serta menghapus kesenjangan kaum perempuan dalam ilmu dan teknik, khususnya teknologi informasi bisa dilihat di situs seperti http://www.wall2.rit.edu/edge, http://www.edc.org/CCT/telementoring, http://www.cra.org/Activities/craw, http://www.womenswork.org/girls, http://www.ehr.nsf.gov/EHR/HRD/women, dan http://www.awis.org.

Untuk merespons perkembangan TI yang cepat, keterlibatan perempuan adalah keharusan alamiah. Oleh karena itu, pendidikan dan karier keteknikan harus dimulai sejak dini.

Matematika dan program keilmuan harus didesain untuk mengakomodasi gaya pembelajaran untuk anak-anak dan remaja perempuan. Pembenahan yang perlu dilakukan menyangkut kurikulum dan pendidikan tambahan semacam kursus aljabar, geometri, kimia, dan fisika. Selain itu, diperlukan peningkatan kemampuan kognitif di bidang TI.

Para guru dan mentor harus memberi informasi yang baik dalam membantu menyalurkan pendidikan dan karier TI perempuan. Industri yang ada membentuk perkembangan ekonomi dengan mitra kerja untuk pelatihan dan program asistensi.

Pemerintah harus terlibat penuh dan terus waspada, melakukan aksi yang tepat ketika fakta menunjukkan adanya diskriminasi dalam program keteknikan, baik di pendidikan tinggi maupun di dunia kerja.

Siti Nur Aryani Praktisi Teknologi Informasi Fokus Usaha Solusi Jakarta

http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0310/20/swara/629094.htm



3 responses to “Perempuan dan Teknologi Informasi”

  1. tulisannya dilanjutkan. Biar lebih banyak artikel soal ini.

  2. ok pak. tunggu saja ya..

  3. HELLO,
    Saya Benny Wicaksono, Marketing VOIP dari Quest International Communication Ltd. (QIComm Ltd.)

    Menawarkan Produk2 dengan layanan Voip,
    Dengan operator QIComm terbesar di eropa dengan standard ISO 9001:2000, Telah resmi masuk di Indonesia sejak Th.2000.

    PRODUK VOIP:
    1. Call by Voip Gateway
    2. Call by HP (Handphone) dualmode VOIP/GSM
    3. Call by Telepon rumah Wireless dualmode VOIP/PSTN
    4. Call by Softphone (hanya Internet Calls)

    HARDWARE DI PRODUKSI OLEH:
    Quest Technologies Ltd (www.QT-Ltd.com)
    Linksys Cisco (www.Linksys.com)

    LAYANAN JASA:
    In-Voice (www.In-Voice.com)

    OPERATOR:
    QIComm (www.QIComm.com)

    KEUNGGULAN PRODUK:
    1. Hemat 95% telepon SLI (Dengan VOIP)
    2. Hemat 90% telepon SLI (Dengan GSM/CDMA/PSTN)
    3. Hemat 85% telepon SLJJ (Dengan VOIP)
    4. Hemat 70% telepon SLJJ (Dengan GSM/CDMA/PSTN)
    5. Sangat Mobile, Tetap HEMAT sekalipun tanpa VOIP!
    6. Penggunaan pada HP (GSM/VOIP) tidak harus copot kartu
    7. Garansi 3th
    8. Gratis bicara 100menit/bulan selama 2tahun pertama
    9. Dapat Website Account (FREE!)
    10. Dapat QI Franchise Business (FREE!)

    Contact saya untuk info / brosur / seminar (FREE!),
    Benny Wicaksono (0856.9922.596)

    Warm Regards,
    Benny Wicaksono, ST

Leave a reply to aufklarung Cancel reply

About Me

A scratch of blazes of senses and thoughts while playing with adults, children, natures, and words!

Newsletter